Siapa yang tidak mengenal Gula aren (Palm sugar)?. Ya, rasanya yang manis, warnanya yang khas dan bentuknya yang beragam sangat diincar oleh para ibu. Bahan makanan ini, biasa digunakan sebagai pemanis dalam membuat kolak dan jenis masakan lainnya.
Mungkin tidak banyak yang tahu, gula jenis ini berasal dari air nira pohon aren (Arenga pinnata). Pohon ini, banyak di temui di ladang/kebun masyarakat sekitar kawasan TN Gunung Halimun Salak. Biasanya masyarakat pengrajin berasal dari sekitar Sukabumi dan Lebak banten, Jawa Barat.
Diolah dari tangan-tangan yang penuh kesabaran, gula ini diproduksi dengan menggunakan tekhnik dan alat sederhana. Ditengah tengah aktifitas rutin bertani, para pengrajin gula masih menyempatkan waktunya menyadap tetesan air nira. Ini dilakukan pada pagi dan sore hari. Tetesan nira di tampung disebuah lodong, tempat penampungan nira tebuat dari bambu. Biasanya pohon aren dapat menghasilkan nira yang bagus sejak dari usia 7 sampai sekitar 35 tahun.
Menyulap nira menjadi gula yang beraroma dan manis rasanya membutuhkan waktu yang tak singkat. Dahan dari pohon aren yang berbuah ditingur atau dikepyok beberapa kali kemudian dipotong hingga mengeluarkan air nira. Air tersebut kemudian ditampung dalam atau lodong. Biasanya untuk menghasilkan air nira dari satu dahan memerlukan waktu sekitar tiga sampai empat bulan. Air nira yang terkumpul di lodong, selanjutnya dimasak di kuali. Selama di atas tungku, yaitu sekitar 6 jam, nira diaduk-aduk dengan centong. Setelah proses pematangan selesai nira siap di cetak. Biasanya cetakan yang digunakan terbuat dari bambu atau batok kelapa.
Selesai dicetak, jadilah si manis dari halimun. Selanjutnya, gula cetak di bungkus dan di diamkan selama 5 hari agar hasilnya lebih sempurna. Gula aren pun siap dikonsumsi dan dipasarkan. Anda minat melihat langsung proses pembuatan si manis? Silakan berkunjung ke Halimun Salak.