Hewan-hewan nan gagah, lucu dan cantik ini ternyata memerlukan upaya dan kerja keras dari Pengelola dan warga sekitar.
Menjamin kelestarian keragaman hayati dan ekosistem Halimun-Salak bukan hanya melalui upaya perlindungan saja, tetapi juga melalui suatu pengelolaan jenis-jenis satwa liar beserta habitatnya yang harus dilakukan dengan baik dan terarah. Beberapa aktivitas yang telah dilaksanakan dalam upaya ini adalah restorasi habitat, pengamanan hutan, pelatihan dan pelibatan masyarakat dalam kegiatan konservasi kawasan.
Selain itu kegiatan identifikasi dan inventarisasi jenis satwa serta pemantauannya juga telah dilakukan guna mencermati dinamika dan perkembangan populasi satwa dan kapasitas habitat alaminya yang mendukungnya.
Dalam upaya ini telah ditetapkan adanya tiga jenis satwa sebagai satwa kunci yang merupakan indikator pengelolaan kawasan yaitu Macan tutul (Panthera pardus), Owa jawa (Hylobates moloch) dan Elang jawa (Nisaetus bartelsi). Dari ketiga penghuni hutan Halimun ini dua diantarannya yaitu Owa jawa dan Elang jawa bahkan harus mendapatkan perhatian khusus untuk ditingkatkan populasinya sebesar 3% pada tahun 2010-2014 dalam mendukung Indeks Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kehutanan.
Keberadaan mereka yang langka, dilindungi serta merupakan hewan yang sangat rentan terhadap gangguan menyebabkan ketiganya laksana tiga pilar penopang dari suatu bangunan yang bernama Halimun.
Para ahli biologi, pemerhati konservasi, LSM dan lainnya telah merekomendasikan tujuh lokasi intensif untuk kegiatan inventarisasi dan monitoring secara berkala yang berkesinambungan yang mewakili seluruh ekosistem Halimun Salak, yaitu wilayah hutan Cikaniki, Koridor Halimun-Salak, Koridor Halimun-Endut (Wates Cisoka), Gunung Luhur, Ciptarasa-Ciptagelar, Cidahu dan Sukamantri.
Mencermati bentuk pelaksanaannya, kegiatan Inventarisasi ini merupakan aktivitas pengambilan data primer maupun sekunder dari jenis satwa tertentu sehingga bisa diketahui penyebaran, jumlah populasi terbaru, dinamika populasi, prilaku harian, habitat dan ekosistemnya serta gangguan yang mungkin terjadi terhadap habitat dan satwa tersebut.
Pelaksana di lapangan diambil dari petugas Halimun dan masyararkat. Memang peran serta masyarakat ini sangat penting di samping sebagai upaya pelibatan juga merupakan sumber informasi yang sangat penting tentang keberadaan tiga hewan langka ini di lingkungan mereka. Kondisi hutan Halimun yang banyak bersinggungan dengan pemukiman warga memaksakan suatu kondisi dimana warga sangat berperan penting terhadap perubahan keberadaan satwa, baik positif maupun negatif.
Selama kegiatan, dicatat berbagai informasi dan data yang berkaitan dengan ketiga hewan kunci ini yang diperoleh dari survey langsung, pemasangan kamera jebak serta wawancara dengan warga sekitar kawasan.
Hasil dari pelaksanaan kemudian dirangkum dalam satu laporan kegiatan sebagai bahan pertimbangan penentu kebijakan lanjutan dari masa depan mereka. Memang, sangat berat bagi Pengelola untuk menjamin kehidupan satwa ini, tapi hal ini sudah menjadi satu tuntuan jiwa sebagai orang yang bergerak dibidang konservasi.
Hewan-hewan nan gagah, lucu dan cantik ini ternyata memerlukan upaya dan kerja keras dari Pengelola dan warga sekitar. Ketiga primadona ini juga sangat bergantung terhadap kepedulian kita semua, sehingga kehidupan mereka dapat terjaga sepanjang masa. Anak cucu kita menanti cucuran keringat, curahan jiwa dan raga serta janji kita akan keberadaanya di masa yang akan datang. яндекс